-->

Usai Mengambil Uang Di Bank Untuk Bangun Rumah, Kakek Ini Dirampok yang Ternyata Pelakunya.




Ketika seorang warga miskin mendapatkan bantuan tentu sangatlah bahagia apalagi itu tujuannya guna memperbaiki rumah. Dikala uang tidak ada sedang rumah tua hampir rubuh tentunya sebesar apapun nilainya amatlah bermanfaat bagi mereka. Namun kenyataannya tidak seindah bayangan orang-orang. Kisah ini dialami oleh Mbah Wiji seorang pria paruh baya yang rumahnya hampir rubuh. Mbah Wiji (68 tahun) asal dusun Dukuhngarjo RT 004/ RW 001 Dukuhngarjo, kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto mendapatkan dana dari pemerintah Kabupaten Mojokerto TA 2015 melalui Bappeda Mojokerto.

Progam tersebut merupakan anggaran bagi warga tidak mampu dengan nilai sekitar Rp 3,2 miliar rupiah lalu akan dibagikan kepada 431 rumah. Salah satu orang beruntung adalah Mbah Wiji dimana jatahnya Rp 7,5 juta rupiah. Kelahiran Nganjuk 31 Desember 1951 itu sangat sederhana, dia juga tidak bisa menulis, membaca dan pendengarannya sudah berkurang. Kala itu Mbah Wiji diajak pergi ke bank dan ternyata uangnya diminta oleh pak lurah semua serta Mbah Wiji hanya diberikan uang saku Rp 50rb rupiah.

"Kulo diajak pak lurah Dateng Bank Jatim Soko mundut arto bantuan. Kulo angsal bantuan arto Rp 7,5 juta. Sakmantuke nerimo Arto saking petugas bank Kulo medal saking kantor bank. Sakjobone lawang medal Bank Arto bantuan Kulo niku langsung ditedi pak lurah sedanten. Kulo disanguni Rp 50 ewu damel tumbas nedo".

(Saya diajak pak Lurah pergi ke bank Jawa Timur mengambil uang bantuan. Saya mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 7,5 juta. Selesai mengambil uang dari teller bank baru keluar sampai pintu bank yang diminta sama pak lurah. Saya hanya dikasih uang saku Rp 50Rb untuk makan)

Karena tindakan tersebut akhirnya bantuan lain yang datang berupa material pasir 1 rit untuk 3 orang, batu kualitas C 1000 biji, semen 4 sak, kapur kemasan 5kg sekitar 6 bungkus, asbes 5 biji dan beberapa kayu penahan asbes nganggur. Karena tidak mau menyia-nyiakan bantuan yang ada Mbah Wiji akhirnya berhutang untuk bisa membangun rumahnya. Padahal biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun rumah sekitar Rp 4 jutaan. Betapa mengerikannya, uang untuk rakyat miskin ternyata dirampok oleh lurahnya sendiri. Tindakan tersebut malah dilakukan didepan pintu bank setelah pengambilan uang.

Bekerja membantu masyarakat itu seharusnya tugas mulia namun malah bertindak sebaliknya mengambil hak mereka. Contoh yang tidak pantas dan layak jadi pengayom masyarakat. Pelajaran bagi kita untuk tidak berbuat baik serta menolong masyarakat bukan malah merampas milik mereka secara paksa begitu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel